Sabtu, 28 November 2009

KLASIFIKASI DAN NOMENKLATUR

KLASIFIKASI DAN NOMENKLATUR

A. KLASIFIKASI

Dasar-dasar klasifikasi dan tata nama

Karena adanya diversity ( keanekaragaman ) untuk memudahkan studi dan mengkomunikasikan dengan orang lain.

Klasifikasi : Penggolongan organisme menjadi kelompok-kelompok berdasarkan adanya hubungan secara konfigurasi, similarity atau keduanya.

Taksonomi : kajian teoritis mengenai klasifikasi yang mencakup dasar-dasar , prinsip-prinsip, prosedur dan hokum-hukumnya.

Sistematik : Ilmu pengetahuan tentang jenis dan keanekaragaman organism dengan segala sesuatu yang terkait.

Klasifikasi fenetik berdasarkan ( kekerabatan) merupakan hasil dari numerical taksonomi.

Klasifikasi cladishe contohnya fosil

ILMU PENGETAHUAN TENTANG KEANEKARAGAMAN ORGANISME

Kriteria klasifikasi hewan ;

1. Jumlah sel penyusun tubuh hewan

- satu sel ( uniseluler )

- banyak sel ( multi seluler )

2. Jaringan penyusun tubuh ( jaringan embrional )

- dua jaringan embrional ( diploblastik )

- tiga jaringan embrional (triploblastik )

3. Saluran pencernaan makanan

- tidak punya saluran pencernaan

- punya saluran pencernaan

4. Ada tidaknya coelom

- tidak punya coelom

- ada coelom

5. Segmentasi tubuh

- nonmetamerik

- metamerik

Strobilasi pada cacing pita →dalam proses pembentukan proglotid masing-masing segmen memiliki sifat hampir sebagai individu dalam kaitan reproduksi.

6. Berdasarkan skeleton ( rangka )

- eksoskeleton ( rangka luar )

- endoskeleton ( rangka dalam )

7. Apondage (anggota gerak tubuh)

- banyak

- sepuluh buah

- enam buah

8. Bentuk tubuh → simetri

- bilateral

- radial

- biradial

- sperietal

- asymetri


Sejarah Perkembangan Taksonomi

1. Zaman Pro Aristoteles

Sebelum ilmu-ilmu lain, taksonomi lebih berkembang.

Hal ini ini disebabkan karena :

1. manusia punya naluri untuk bersistem

2. curiosity

Penggolongan berdasarkan bermanfaat atau tidaknya

2. Zaman Aristoteles ( 640 SM )

Dalam buku “Historia Animalum” penggolongannya ;

1. Hewan berdarah

2. hewan tidak berdarah

Penggolongan dilanjutkan oleh Theopratus ( muridnya ) yang dianggap sebagai “Bapak Botani” dalam historia plantarum

Penggolongan tumbuhan :

1. herba

2. semak

3. perdu

4. pohon

3. Zaman Pasca-Aristoteles

Problematika yang banyak muncul dalam taksonomi :

1. Satu organisme diberi nama banyak ( synonym )

2. Satu nama untuk lebih dari satu organism ( homonym )

3. Deskripsi ( nama yang diberikan ) panjang-panjang

Sejarah Perkembangan Klasifikasi

Telah dirintis sejak jaman yunani kuno yang didasarkan azas dasar kebutuhan :

1. tumbuhan sandang

2.tumbuhan pangan

3. tumbuhan obat

1. Zaman Theopratus ( berdasarkan pada morphologi )

1. semak

2. perdu

3. pohon

4. herba

2. Zaman Carrolus Linnaeus ( 1707-1778 )

Dibedakan atas dasar alat reproduksi seksual.

1. tumbuhan tak berbunga

1.1 alga

1.2 fungi

1.3 lumut

1.4 paku

2. tumbuhan berbunga

2.1 stamen 1-20

2.2 stamen pendek

2.3 stamen berlekatan atau tidak

2.4 stamen dan putik melebur jadi Saturday

2.5 bunga tak sempurna

Dasar lain ;

- Morphologi

- Daerah penyebaran geografis

- Lingkungan hidup

Penggolongan ini selanjutnya akan disebut dengan penggolongan atau system artificial.

3. Zaman Sesudah Charles Darwin

Disamping penggolongan berdasarkan hal-hal diatas juga diklasifikasikan berdasarkan hubungan kekerabatan, yang disebut “system filogeni”

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. ada beberapa yang baru muncul dan ada pula yang punah

2. keterbatasan indra manusia menyebabkan adanya pandangan yang bervariasi.

3. klasifikasi tak akan pernah berhenti karena selalu diikuti oleh penemuan-penemuan baru

4. evolusi dapat bersifat ;

1. prognesif, mengikuti perkembangan habitat

2. reprognesif, sifat yang sudah ditinggalkan dapat muncul lagi secara tiba- tiba.


TATA NAMA ( NOMENKLATUR )

Tata nama ( nomenklatur ) adalah cara pemberian nama untuk suaty organisme.

Nama : - untuk membedakan

- Berkaitan dengan salah satu sifat

Contoh :

Oscilatoria → gerak oscilatorris

Binominal nomenclature

Pertama kali diperkenalkan oleh Casper Bauhim dalam buku “ Pinax Theatri Botanici “ ( 1623 )

Carolus Van Linnaeus menerapkan aturan Bauhim secara konsisten dalam buku :

Species plantarum ( 1753 )

Baru berlaku 1867 : tumbuhan

Baru berlaku 1898 ; hewan

International Code of Zoological Nomenclature ; ICZN

International Code of Botanical Nomenclature : ICBN

International Code of Nomenclature for Bacteria : ICBN

Prinsip umum tata cara penamaan :

1. Masing-masing kode bersifat independen ( berdiri sendiri )

2. nama nama taxa harus dalam bahasa latin atau bersumber dari bahasa lain yang dilahirkan

3. taksa dari kategori tertentu hanya memiliki satu nama yang benar

4. nama yang dipubikasikan lebih dahulu ( prinsip prioritas )

5. tidak boleh ada dua taksa / lebih yang memiliki nama yang sama.

Aturan Binominal Nomenklature

1. nama spesies terdiri dari dua kata / nama yang berasal dari bahasa latin

Nama I ; penunjuk genus, dimulai huruf capital

Nama II ; penunjuk spesies, dimulai dengan huruf kecil

2. nama genus, subgenus dan section terdiri dari kata benda dan singular

3. nama taxon diatas kategori genus terdiri dari nama benda dan jamak.